Lebih dari Sekadar Perayaan, Warga Mancagar Teladani Akhlak Nabi pada Peringatan Maulid 1447 H

MANCAGAR - Suara gemuruh sholawat yang dilantunkan oleh grup hadroh Nurul Qolbi mengiringi kemeriahan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriyah di Desa Mancagar. Acara yang bertempat di Halaman Masjid Jami' At-Taqwa pada hari Sabtu, 14 Robiul Awwal 1447 H/ 06 September 2025 tersebut berlangsung khidmat dan penuh suka cita.
Perayaan yang dihadiri oleh seluruh komponen masyarakat desa ini dihadiri oleh jamaah dari berbagai kalangan, mulai dari Pemerintah Desa, Lembaga Desa, perwakilan MUI setempat, tokoh masyarakat, hingga warga dan tamu undangan. Kehadiran mereka menunjukkan masih kukuhnya semangat ukhuwah islamiyah dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW di tengah masyarakat.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang menyentuh hati, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Ustadz Diki S. Marjuki selaku Ketua Panitia dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh warga dan berharap acara maulid dapat memotivasi masyarakat untuk meneladani akhlak Rasulullah.
Bapak Suryana selaku Kepala Desa Mancagar dalam sambutannya menekankan pentingnya memaknai peringatan maulid bukan hanya sebagai seremonial, tetapi sebagai momentum untuk memperkuat persatuan, meningkatkan keimanan, dan meneladani sifat-sifat mulia Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membangun desa.
Sebelum tausyiah utama, acara semakin berkesan dengan penyerahan santunan kepada anak yatim. Momen penghormatan kepada anak yatim ini merupakan wujud nyata dari pengamalan sunnah Nabi yang sangat menyayangi dan memerhatikan kaum dhuafa.
Tausyiah agama kemudian disampaikan oleh K. Mamat Rohmatullah, S.Sos., seorang penceramah dari Kecamatan Pancalang, Kabupaten Kuningan. Dengan gaya yang lugas dan mendalam, K. Mamat menyampaikan tentang besarnya pengorbanan dan bukti cinta umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan tiga poin penting tentang tingkatan cinta (mahabbah):
-
Mahabbah Syafaqoh, yaitu cinta yang timbul dari rasa kasih sayang yang tulus dan mendalam, sebagaimana kasih sayang seorang ibu kepada anaknya yang tidak pernah putus sepanjang masa.
-
Mahabbah Syahwat, yaitu cinta yang bersumber dari hawa nafsu atau ketertarikan duniawi, seperti cinta antara laki-laki dan perempuan.
-
Mahabbah Ta'dzim, yaitu cinta yang paling tinggi, yang lahir dari rasa hormat dan pemuliaan. Cinta ini diwujudkan dengan mengikuti sunnah dan akhlak Nabi Muhammad SAW, serta mempelajari dan membaca kisah sejarah perjuangan Beliau.
K. Mamat menegaskan bahwa tujuan memperingati maulid adalah untuk mengingatkan umat agar mencapai level Mahabbah Ta'dzim, di mana kecintaan kepada Nabi diwujudkan dalam tindakan nyata dengan mencontoh perilaku dan perjuangan Beliau dalam segala aspek kehidupan.
Acara ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan dan kemajuan Desa Mancagar, serta dilanjutkan dengan jamuan makan bersama, mencerminkan kebersamaan dan silaturahmi yang erat di antara seluruh warga.
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin